Info Menarik...!!

Selasa, 28 Agustus 2012

Khasiat dan Manfaat Daun Ketepeng

Nama Lokal : Seven golden candlestik (Inggris); Ketepeng kebo (Jawa); Ketepeng cina (Indonesia); Ketepeng badak (Sunda); Acon-aconan (Madura); Sajamera (Halmahera),; Kupang-kupang (Ternate), Tabankun (Tidore); Daun kupang, daun kurap, gelenggang, uru’kap (Sumatera); Daun Sena

Khasiat &  Manfaat Ketepeng Cina/Daun Sena
Pencegah jamur pada ikan di kolam air tawar
Caranya: Petik daun ketepeng kebo/cina segar dan tebarkan pada kolam. Kandungan zat-zat pada daun akan terurai dan berfungsi sebagai anti jamur. Aplikasi bisa dilakukan pada kolam ikan (lobster air tawar, ikan nila best, ikan hias). Aplikasi pada kolam penetasan pun dapat dilakukan dengan cara setiap kolom ukuran 2x2 dapat diberikan satu tangkau daun ketepeng tidak memberikan efek negatif pada larva ikan/burayak.

Obat Gudik/koreng pada ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing)
Caranya mandikan ternak agar bersih, gunakan sabun, gosok gudik/koreng dengan sikat lembut (nylon). Setelah bersih  keringkan di sinar matahari pagi. Cukur bulu disekitar gudik/koreng, gosok dengan beberapa tujuh daun ketepeng kebo sampai bersih. ulangi 1-2 hari sekali sampai luka mongering (tidak perlu dimandikan lagi).

Panu, kurap
Bahan: 1 genggam daun ketepeng cina segar, sedikit tawas (atau 1 sendok makan kapur sirih). Cara membuat: semua bahan direbus, dilumatkan sampai menjadi bubur. Cara menggunakan: digosokkan kuat-kuat pada kulit yang sakit, 2 x per hari

Sembelit (susah buang air besar)
Bahan: 7 lembar daun muda ketepeng cina segar. Cara membuat: bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1 gelas. Cara menggunakan: diminum sekaligus

Sariawan
Bahan: 4 lembar daun ketepeng cina segar, garam secukupnya. Cara menggunakan: dicuci bersih, dikunyah dengan garam secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit, kemudian airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

Cacing Keremi pada anak-anak
Bahan: 7 lembar daun ketepeng cina segar, asam secukupnya untuk menghilangkan bau, ditambah 2 sendok teh bubuk akar kelembak. Cara membuat : semua bahan direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai menjadi 1 gelas, disaring. Cara menggunakan: sesudah hangat diminum

Kearifan lokal ini dilontarkan oleh Bpk Harris Herawan, dilengkapi oleh Bpk Adi Wibowo dan sahabat petani lainnya.
Semoga Allah SWT memberikan ridho kepada para sahabat petani dalam berbagi untuk memuliakan petani. Amiin. Salam lestari

By Widodo cahyono

HYDROPONIC OR ORGANIC

Oleh Roger H. Thayer

Hidroponik "Apakah organik?", Apakah hidroponik organik? Apakah bahan kimia? Apa persamaan dan perbedaan? Pertanyaan-pertanyaan ini pernah benar-benar menjawab untuk kepuasan kebanyakan orang yang dibuktikan dengan fakta bahwa saya menanyakan pertanyaan yang sama hari ini sesering saya hampir 20 tahun lalu. Banyak orang yang bingung dengan kata "organik" seperti itu berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Karena saya mulai dalam bisnis hidroponik pada tahun 1972,
Untuk petani, kata organik berarti tidak ada pestisida atau herbisida. Tidak ada bahan yang berpotensi beracun atau berbahaya untuk digunakan pada tanaman untuk mengendalikan bug, gulma dan penyakit. Untuk tukang kebun, kata biasanya berarti semua hal ini, ditambah tidak ada bahan kimia yang tidak alami atau buatan manusia yang akan digunakan. Hanya "organik" pupuk dan kontrol alami. Mereka harus: dibuat oleh alam, bukan oleh manusia.

Untuk ahli kimia, di sisi lain, kata "organik" berarti sesuatu yang sama sekali berbeda. Dalam kimia ada dua cabang yang berbeda: kimia anorganik dan organik. Kimia anorganik berhubungan dengan materi tak hidup.

Kimia organik berfokus pada karbon dan karbon mengandung senyawa, biasanya dikaitkan dengan kehidupan. Ahli biologi dan ahli botani, dan lain-lain yang berurusan dengan ilmu kehidupan, terjebak di tengah. Ketika mereka berurusan dengan ahli kimia dan ilmuwan lain, mereka harus mematuhi definisi kimia organik. Ketika mereka berbicara dengan petani atau tukang kebun, mereka harus berbicara dalam istilah yang berbeda. Bagi mereka, organik berarti "alam," tidak berbasis karbon. Mereka dapat mengatakan satu hal, tapi benar-benar berarti sesuatu yang lain.

Sebenarnya tidak ada perbedaan antara atom, mineral atau elemen itu sendiri. Yang penting adalah apakah atau tidak mereka dalam bentuk yang non-berbahaya dan yang dapat digunakan oleh tanaman. Jika demikian, apakah mereka bermanfaat alam atau buatan manusia. Tanaman tidak mengambil karbon pada akar, mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan dari CO2 di udara, sehingga "berkebun organik" istilah membingungkan. Mineral yang sama dibutuhkan dalam tumbuh baik hidroponik atau organik. Mineral ini diberikan kepada tanaman di kebun organik karena mereka dibebaskan dari bahan organik oleh aksi mikroba, cacing dan bakteri. Dalam hidroponik, unsur-unsur yang sama disediakan oleh garam-garam mineral larut dalam air.

Pada hidroponik, unsur mineral disediakan dengan menggunakan garam mineral. Ini mungkin baik secara alami berasal dari buatan manusia, namun sebagian besar telah dimurnikan dan diproses sehingga mereka larut dalam air dan dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tanaman. Banyak mulai keluar sebagai mineral ditambang atau deposito alami terkonsentrasi yang dilarutkan dan diproses menjadi senyawa dengan struktur molekul yang pasti dan komposisi. Dalam proses pemurnian, garam mineral ini biasanya dimurnikan untuk menghilangkan kontaminan logam berat dan zat beracun yang dapat merugikan tanaman atau orang. Karena komposisi kimia diketahui secara tepat, garam mineral yang berbeda dapat dikombinasikan untuk membentuk nutrisi hidroponik seimbang. Ketika dilarutkan dalam proporsi yang tepat dengan kualitas air yang baik, larutan nutrisi hidroponik dapat menyediakan semua elemen mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman tanpa tanah. Dengan sifatnya, metode hidroponik menghilangkan banyak ketidakpastian dan dugaan yang ditemukan di tumbuh organik. Beberapa penyesuaian biasanya dibuat untuk pH yang tepat, mengendalikan konsentrasi hara (bagian per juta) dan untuk menjaga keseimbangan antara nutrisi yang disediakan. Ini biasanya penyesuaian yang mudah dan dalam kontrol penanam. Dalam instalasi baik dibangun hidroponik, semua kondisi yang terkendali sehingga pertumbuhan tanaman optimal dapat dicapai, bahkan melebihi alam.

Tapi apakah itu organik? Dapatkah nutrisi tanaman hidroponik diklasifikasikan sebagai organik? Mungkin tidak, kecuali jika Anda kembali ke definisi kimia dari kata, yang merupakan zat yang mengandung karbon. Dengan definisi ini, banyak "kimia" formula nutrisi akan dianggap organik. Ini termasuk elemen chelated serta urea, yang mengandung karbon dalam bentuk (NH2) CO2. Hal ini juga memungkinkan untuk mendefinisikan larutan nutrisi hidroponik organik dengan menggambar pada definisi banyak orang menggunakan bahwa organik adalah "alami".

Sebagian besar unsur-unsur mineral yang digunakan dalam hidroponik mulai keluar sebagai batu ditambang atau deposit mineral yang adalah sebagai alam sebagai bumi itu sendiri. Poin penting adalah bahwa tidak unsur-unsur yang berbeda dalam pertumbuhan organik dan hidroponik, adalah bagaimana elemen ini diperoleh dan dikirim ke pabrik.

Pro dan kontra. Ada keuntungan pasti dan kekurangan untuk keduanya tumbuh organik dan hidroponik. lahan masih tersedia untuk pertanian konvensional. Dengan teknik yang tepat dan perawatan, tumbuh organik dapat hasil yang baik, tanaman berkhasiat dalam skala besar dengan biaya minimal, meskipun dapat padat karya. Tumbuh organik memiliki unsur ketidakpastian, sebagaimana telah disebutkan, tetapi dengan perawatan dan pengetahuan, yang dapat disimpan ke minimum. Namun, mineral dan elemen yang optimal komposisi akan melibatkan menebak kecuali analisis kimia tanah mahal secara rutin dilakukan dan perubahan tanah yang digunakan untuk kekurangan benar. Sebagian besar perubahan yang digunakan dalam pertanian modern terjadi untuk menjadi garam mineral yang sama persis yang digunakan dalam formula gizi yang paling hidroponik. Keuntungan dari hidroponik tumbuh adalah peningkatan hasil melalui kontrol gizi dan lingkungan lengkap, tidak adanya gulma bersaing dan tanah-penyakit, kepadatan tanaman meningkat dan konsumsi air berkurang. Dengan sistem daur ulang, hidroponik menggunakan sepersepuluh jumlah air yang digunakan oleh pertanian irigasi. Media tanam yang mudah disterilisasi dan kondisi dapat diubah dengan cepat untuk memenuhi tanaman tertentu atau tahap pertumbuhan tanaman tertentu, seperti selama pembungaan atau produksi buah.

Kerugian utama adalah biaya set-up awal. Biaya instalasi yang baik adalah cukup tinggi, tetapi jika kualitas bahan yang digunakan biaya yang dapat menyebar selama bertahun-tahun. Bagaimana dengan menggunakan nutrisi hidroponik di kebun organik atau tanah! Ada banyak keuntungan untuk jenis aplikasi hibrida, menggabungkan kompos organik dengan nutrisi hidroponik mirip dengan Berkebun Mittleider. Perawatan harus diambil untuk tidak overdosis tanaman dengan sistem seperti itu. Jika kekuatan penuh kotoran ayam digunakan dengan kekuatan penuh solusi hidroponik tanaman dapat dibakar. Ditangani dengan baik sistem dapat menghilangkan kekurangan mineral. Tanaman tumbuh lebih cepat dan sehat selama pH, drainase dan air / retensi gizi yang memadai. Karena tanaman sehat mereka mampu menangkal serangga dan penyakit, hasil meningkatkan lebih lanjut.

Hidroponik vs Organik
Pasti banyak dari para pembudidaya yang berfikir jika kedua cara budidaya tersebut dibandingkan akan lebih baik yang mana. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka kita perlu sedikit mengulas kedua cara budidaya tersebut.
Hidroponik merupakan cara pembudidayaan tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur hara. Penyediaan unsur hara sepenuhnya dilakukan oleh manusia melalui pupuk. Pupuk yang diberikan mengandung unsur-unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman. Sedangkan Organik merupakan cara pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia atau cara budidaya yang menggunakan bahan-bahan alami.

Pembanding  Hidroponik  VS   Organik 


1 Kesehatan
Hidroponik.  Sehat, karena tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang pas
Organik. Sehat, karena menggunakan bahan-bahan alami  

2 Pencemaran
Hidroponik Tidak, karena tidak ada bahan kimia yang terbuang
Organik Tidak, karena bahan yang digunakan ramah lingkungan

3 Pupuk
Hidroponik.  Garam mineral (Kimia), walaupun dari bahan kimia tetapi tetap sehat karena unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion dan dirubah menjadi karbohidrat oleh tanaman
Organik.  Alami, sehat karena dari bahan alam. Walaupun dari bahan alam namun unsur hara yang diserap tanaman dalam bentuk ion sama seperti pupuk kimia

4 Kandungan pupuk
Hidroponik Tinggi dan lengkap, jumlahnya pas
Organik Rendah dan belum tentu lengkap, karena sifat dari bahan alam

5 Lokasi
Hidroponik Tidak terbatas, bisa dimana saja
Organik Terbatas pada faktor tanah

6 Produktivitas
Hidroponik Tinggi dari sejak awal tanam
Organik Pada awal tanam rendah namun akan terus meningkat.

Diatas adalah beberapa perbandingan budidaya Hidroponik dengan budidaya Organik. Namun kedua cara budidaya tersebut pada hakikatnya adalah berbeda karena Organik merupakan budidaya pada tanah dan Hidroponik tanpa menggunakan tanah. Jadi tergantung kebutuhan dan tujuan budidaya anda untuk memilih cara budidaya yang ingin anda lakukan.

Semoga bermanfaat ......!!
Diambil dari berbagai sumber..di dokumentasikan : Oleh Paktani Hydrofarm

Ekstrak Kompos Multi Guna Pengendali Penyakit


Sahabat tani yang dimuliakan oleh Pemilik bumi.
"Bertani dengan hati" senantiasa menggunakan nalar dan budi. Bernalar karena bertani semestinya didasari pemikiran atau cara berpikir logis yang tidak sekedar mengedepankan perasaan atau pengalaman semata.
Budi sendiri sangat penting karena merupakan alat batin manusia yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk baik dalam cara kita berpikir, bertindak terhadap sesama manusia maupun mahluk Nya (tanaman, hewan, mikroorganisme dlsb).
Oleh karena itu kita sebagai petani selalulah kita hidupkan "rasa/hati" dengan dilandasi budi yang baik, bersih dan tenang.

Salah satunya adalah Prinsip Bertani Untung dengan cara penghematan biaya produksi, jika hemat biaya produksi dan hasil produksinya tetap - untung, namun jika hemat biaya produksi, hasil produksi menjadi naik - semakin untung. Dibutuhkan kelegaan akan rasa syukur yang tidak putus-putusnya kepada Pemberi Hidup!

Dewasa ini sudah sangat jauh para sahabat tani kita telah meninggalkan kearifan lokal yang penuh dengan kebijaksanaan alam yang sangat mengagumkan! Berusaha tani sekarang ini sudah menempatkan sekitar 40% lebih biaya hanya untuk pengendalian hama penyakit semata, dan anehnya hasilnya pun juga tidak menggembirakan!
Keadaan ini tentu saja sudah melanggar prinsip "Bertani Untung", malah menjerumus pada "Bertani Buntung" - mari jauhkanlah kondisi tersebut!

Mari dengan niat untuk memakmurkan bumi pertiwi, memuliakan kehidupan petani, kita simak resep yang sudah lama ditinggalkan oleh para sahabat kita.
Memanfaatkan Ekstrak Kompos sebagai pengendali penyakit tanaman. Yuk kita simak!

Bahan dan Alat yang diperlukan:
1. air "bersih" sebanyak 91 liter
2. kompos kohe (kotoran sapi) sebanyak 9 liter
3. kompos kombing (kotoran kambing) sebanyak 9 liter
4. drum plastik volume 100 liter dan penutupnya
5. pengaduk kayu

Cara membuat Air Ekstrak Kompos:
1. Itikadkan di dalam hati sanubari kepada "Sang Pemilik Bumi" bahwa niat kita adalah semata untuk memuliakan tanah/lahan bumi pertiwi [berkhidmat dalam hati] dan hembuskan nafas kita pada air “bersih” dan masukkan ke dalam drum plastik perlahan-lahan sampai habis.
2. Masukkan perlahan-lahan kompos kohe ke dalam drum plastik dan aduk perlahan-lahan sampai merata. Ulangi dengan bahan kompos kombing sampai habis dan aduk merata sekitar 15 menit.
3. Tutup rapat dengan penutup drum, dan letakan di tempat lembab 15'C - 20'C serta hindarkan dari sinar matahari langsung. biarkan selama 21 hari tanpa perlakuan apapun. Setelah 21 hari campuran air dan kompos disaring untuk memisahkan larutan dengan kompos padat. Ekstrak kompos telah jadi dan siap diaplikasikan.

Aplikasi:
1. Sebelum aplikasi selalu “itikad kan” doa berniat untuk memuliakan lahan/tanah/bumi pertiwi kepada Nya.
2. Digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan lahan/membajak/traktor dengan dosis 1 liter ekstrak kompos dicampur 10 liter dan disiramkan ke lahan secara merata.
3. Sebagai pupuk susulan pada berbagai pertanaman, aplikasikan pada 7 HST [hari setelah tanam] dengan dosis 3 liter ekstrak kompos dalam 11 liter air [tangki sprayer]. Ulangi setiap 7-10 hari sekali sebagai tindakan pencegahan dan perlindungan.

Catatan:
1. bahan aktif yang terkandung adalah jenis mikroba Bacillus (bakteri), Sporobolmyces dan Cryptococcus (kapang-kapangan), Serta senyawa yang bersifat antagonis seperti phenol dan asam amino.
2. Air ekstrak kompos bermanfaat untuk melindungi tanaman dari penyakit/patogen daun. Berfungsi inokulan untuk memperbaiki dan meningkatkan mikroflora tanah. Ekstrak kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman, antara lain Phytophtora infestants (tanaman kentang/tomat), Botrytis cinerea (stroberi), Fusarium oxysporum, plasmopara viticola (embun tepung) pada tanaman anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) pada tanaman mentimun.

Selamat mencoba, semoga Allah meridhoi usaha para sahabat petani dalam memuliakan kehidupan petani dengan mengajak bertani dengan hati.
Salam lestari

Ceceran dari Kitab Pusaka Eyang Suhu "Ngrajek Lor-Thai San" dituliskan kembali oleh Widodo Cahyono

Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami

Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.
Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
merusak perkembangan telur, larva dan pupa
menghambat pergantian kulit
mengganggu komunikasi serangga
menyebabkan serangga menolak makan
menghambat reproduksi serangga betina
mengurangi nafsu makan
memblokir kemampuan makan serangga
mengusir serangga
menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
relatif aman terhadap lingkungan
tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Sementara, kelemahannya adalah :
(1) daya kerjanya relatif lambat;
(2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung;
(3) tidak tahan terhadap sinar matahari;
(4) kurang praktis;
(5) tidak tahan disimpan
(6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya.  Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan  pestisida  nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada.  Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.  Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

RESEP BIO PESTISIDA NABATI

Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga : Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata

Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare.
Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.

Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.

Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah

Menanggulangi penyakit keriting pada cabai,
Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.
Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.

Mencegah semut pada persemaian,
Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.
Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.

Pengendalian ulat pada tanaman padi,
Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.
Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.

Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka,
Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.
Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Pengendalian ulat grayak dan wereng,
Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.
Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama.

Penyakit keriting pada cabai,
Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.
Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.

Mengendalikan hama wereng,
Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.
Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng.

Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga,
Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).
Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.

Hama walangsangit,
Bahan: brotowali satu kilogram dan kecubung dua butir.
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum,
Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.
Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman.
Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah,
Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.
Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah
Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe,
Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter
Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe.

Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun,
Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter .
Cara Pembuatan Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman.

Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose,
BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .
Cara Pembuatan Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari

Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama pengisap,
Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan
Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus thuringiensis, mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid.
- Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe.
- Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah.
- Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe.
- Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun

Untuk Mengendalikan Hama secara Umum.
Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam
kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.

Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai,
Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat.

Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.

Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Nematoda.
Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter.
Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.

Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah.
Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah, Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg.

Limbah dan tembakau untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan nematoda.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda.

Ramuan untuk Mengendalikan Tikus.
Bahan : Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk.  Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata.   Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring.  Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.  Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.

TANAMAN NABATI
Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami.  Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit.  Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur.   Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak.  Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air.  Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter.  Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan.  Kemudian saring.  Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring.  Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam.   Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.  Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari.  Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air.  Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot.  Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak.  Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau.  Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya.  Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya.  Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay.  Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan.  Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring.  Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu.  Kemudian giling sampai menjadi tepung.  Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya.  Getah ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan.  Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring.  Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya.  Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.

Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.
Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut.  Kemudian manfaatkan asap ini untuk mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring.  Air dari saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya.  Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)
Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring.  Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.
BERIKUT BEBERAPA HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA
Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.

Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).

Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.

Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman

Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).

Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah.

Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman
yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.

Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.

Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN HAMA BELALANG

Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan.
Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan).
Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.

Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.

 PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica )

Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.

PEMBUATAN EKSTRAK
Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih.

PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba.
Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih.
Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung.
Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih.
Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi.

Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen cair).

BAHAN BAKU
(AKAR TUBA/DAUN NIMBA)
|
PENCUCIAN
|
PENGIRISAN/PENGHALUSAN
|
PERENDAMAN
|
PENYARINGAN DAN PEMBERIAN
LARUTAN PEREKAT
|
APLIKASI/PENYEMPROTAN

Dalam jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalang kembara, antara lain sebagai berikut :

Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan.

Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain.

Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang

By Eko WI

Herbal untuk unggas

HERBAL TOP PENGHANCUR SEGALA PENYAKIT AYAM


Dewasa ini perkembangan penggunaan herbal tradisional untuk keperluaan
penyembuhan penyakit, sudah begitu familiar. Terutama untuk proses
penyembuhan penyakit manusia, sebab begitu beragam penyakit modern yang
tidak bisa di atasi, dengan penangganan keilmuan kedokteran.

Seandainya ingin di bahas seluruh herbal tradisional yang ada di bumi
Indonesia, maka cakupan keilmuaannya akan terlalu melebar, sebab
jumlahnya bisa ribuan jenis. Disini di batasi empat macam herbal
tradisional, sebenarnya masing-masing herbal tersebut mempunyai manfaat
sendiri-sendiri. Yang jika di padukan satu dengan lainnya merupakan
sinergi yang saling menguatkan fungsi penyembuhan.
Manfaat
herbal tradisional untuk keperluan penyembuhan ayam/ unggas, saat ini
mulai mengalami kemajuaan signifikan. Perguruan tinggi mulai berlomba
melakukan penelitian, untuk di aplikasikan pada ayam, yang kadang
hasilnya melampaui ekpetasi yang di harapkan, yang sebelumnya tidak
terbayangkan sama sekali. Itulah kehebatan herbal tradisional Indonesia,
apalagi sebagian herbal Indonesia, namanya sudah mendunia.

Hanya sayangnya terkadang fungsi kegunaan, seringnya dipahami terlebih
dahulu oleh peneliti dari manca Negara yang begitu antusias, begitu
intens dengan di topang pendanaan berlimpah dan dukungan lembaga
pemerintahan yang bertanggungjawab, demi kemajuaan pengetahuaan dunia.
Untuk sementara, jangan berharap terlalu banyak dengan campur tangan
pemerintahan Indonesia saat ini ya, nangis sendiri nanti.
DAUN SIRIH

Daun sirih ( Piper Betle )banyak mengandung Atsiri Oil, satu diantara
komponen adalah Kavakrol bersifat Desinfektan dan anti jamur sehingga
bisa untuk Antiseptik pada saluran pencernaan. Unsur Eugenol dan
Metil-Eugenol berfungsi pengurangi rasa sakit. Sifat Anti Bakteri dapat
mengurangi rasa gatal dan merah berair pada mata.
KUNIR/ KUNYIT

Kunyit ( Curcuma Domestica ) Curcumin senyawa utama pada kunyit yang
berkhasiat untuk beragam penyakit,misalnya mengobati gangguan saluran
pencernaan, antiradang, antibakteri, antikanker, penurun kadar
kolesterol, membersihkan lemak pada saluran pembuluh darah.
TEMULAWAK

Temulawak ( Curcuma Xanthorrhiza ), mempunyai sifat Detoksifikasi/
mengeluarkan racun dan kontaminasi jamur Alfatoksis Flavus yang
mengendap dalam hati.Belum lagi membantu sekresi dari kerja pangkreas,
sehingga mampu mengoptimalkan metabolism pangkreas mengeluarkan Enzim
Amilase, Lipase, Protease. Kehadiran enzim-enzim ini membantu
meningkatkan penyerapan bahan pakan karbohidrat, protein dan lemak.
BROTOWALI

Rimpang brotowali (Tinospora Crispa) rasannya sangat pahit.Senyawa
Pikroretin pembawa rasa pahit banyak mengandung alkaloid, saponin,dammar
dan masih banyak lagi. Kalau cumapenyakit segala jenis cacing, pasti
hancur digempur sama Pikroretin.
BAHAN HERBAL :
a. Daun sirih 2 ons
b. Kunyit 2 ons
c. Temulawak 2 ons
d. Brotowali 2 ons
e. Air bersih 5 liter

Semua bahan herbal di cuci bersih, masukkan panci tambah air bersih 5
liter, masak hingga air mendidih. Di butuhkan waktu sekitar 30 menit.
Setelah dingin campur dengan jatah air minum ayam pada pagi hari saja,
untuk ayam sejumlah 500 ekor. Satu resep herbal ini bisa di pakai
sebanyak 3 kali pemasakan herbal/ tiga hari masa pakai pada pagi hari
saja. Setelah 3 hari pakai, herbal di buang diganti yang baru.Artinya
dalam satu minggu Cuma pakai campuran herbal 3 kali atau 3 hari saja.
Aplikasi herbal dapat di barengkan dengan Egg Stimulant/ Strong Egg,
tanpa mengurangi khasiat masing-masing. Yang saya terangkan di atas
untuk dosis pencegahan penyakit. Untuk dosis pengobatan penyakit akan
saya uraikan di bawah ini.
APLIKASI PENGOBATAN PENYAKIT
COCCIDIOSIS/ BERAK DARAH

Waktu yang di perlukan untuk menyembuhkan berak darah, sekitar 7 hari
sembuh, tanpa ada kematian sama sekali jika pakai herbal. Jika tidak
pakai herbal sembuh dalam 10 hari dengan tingkat kematian 10 – 15 %. Itu
pengalaman empiris yang saya alami sendiri. Dosis pengobatan air minum
100 % air godokan herbal di kombinasikan dengan obat COCY atau ANTICOCY
selama 7 hari.
SNOT/ CORIZA/ PILEK
Pilek hidung yang
mengeluarkan air, yang lama kelamaan menggumpal menutupi lubang hidung
sembuh dalam 3 hari. Kepala bengkak kemerahan, sembuh dalam 5 hari
dengan tingkat kematian 0 %. Jika tidak pakai herbal, sembuh dalam 10
hari dengan tingkat kematian 15 %.Pemakaian herbal 100 % selama 5 hari
di kombinasikan dengan obat kimia TRYMEZIN.
CRD (Chronis Respiratory Disease )/ NGOROK
CRD penyakit yang bersifat kronis, artinya gejala penyakit tidak
terlihat secara frontal, tapi akan muncul secara berlahan-lahan. Maka
peternak yang kurang teliti, sekali ke serang , ayam sudah dalam kondisi
accut. Sebenarnya untuk mendeteksi CRD sangat gampang sekali, masuk ke
kandang ayam pada malam hari, dengarkan ada tidak suara ngorok, batuk,
atau tercekik. Seandainya terdengar segera ambil tindakan, sebab
penyakit ini penyebaran cepat sekali. Waktu yang di butuhkan untuk
penyembuhan pakai herbal 7 hari sembuh.Air minum 100% herbal,kombinasi
obat NEO MEDITRIL.
KOLERA/ BERAK HIJAU
Warna kotoran dari
kuning normal menjadi coklat akhirnya berwarna hijau. Ujung-ujung
jengger ke biruan dan pial bengkak merah kehitaman. Kondisi ayam lemas
tidak nafsu makan akhirnya mati. Penyembuhan penyakit ini perlu waktu 7 –
8 hari, tingkat kematian 5% sebab penyakit ini bisa bersifat kronis
hingga accut/ ganas. Herbal tetap pakai 100% dan obat KOLERIDIN.
CACING ASCARIS
Penyakit ini tidak menimbulkan kematian, hanya tampilan performans ayam
menjadi tidak menarik, bulu kering berdiri, muka pucat, berhenti
bertelur, mencret encer. Ayam sudah berproduksi jangan sekali-kali di
beri obat cacing kimiawi, efeknya produksi telur langsung droup. Dengan
herbal 100%, ayam sembuh dalam 3 hari, cacing ikut keluar bersama
keluarnya kotoran.
DIPTHERI/ CACAR
Penyakit ini ada 2 macam
jenis, cacar luar dan cacar dalam. Cacar luar bermula dari luka pada
kulit yang tidak di tumbuhi bulu, bintik merah berubah kuning menjadi
hitam membesar. Cacar hitam kering di kelupas diolesi godokan herbal,
cacar luar 3 hari sembuh. Cacar dalam menyerang selaput lendir lidah,
mulut dan tenggorokan. Selaput lendir berwarna kuning di dalam rongga
mulut, bila di biarkan semakin membesar dan menyumpal rongga mulut
sehingga sulit bernapas. Gunakan air minum herbal 100% dalam 7 hari
cacar dalam sembuh.
NCD/ TETELO, IB (INFEKSIUS BRONCHITIS), ASPERGILLOSIS, GUMBORO, EDS, ILT
Semua nama penyakit di atas,yang menurut ahli peternakan sekarang ini
belum bisa di sembuhkan, hanya bisa pencegahan lewat vaksin. Dapat di
atasi dengan ramuan herbal di atas, memang memerlukan waktu agak lama 15
hari tapi ayam sembuh. Prosesnya gimana saya juga tidak tahu, tapi ayam
sembuh. Selama 15 hari nonstop air minum herbal 100%, kombinasi obat
kimia DOCTRIL/ NEO MEDITRIL. Yang terpenting di sini, jangan mengobati,
usahakan tindakan pencegahan saja.
Kelima penyakit diatas
kecuali Aspergillosis, merupakan penyakit penurun produksi telur.
Penanganan pencegahan sedini mungkin lebih di utamakan.Penggunaan herbal
mulai dari DOC hingga Afkir tidak menimbulkan efek samping sama
sekali. Monggo silahkan dicoba……….


By Betha Sutrisno

Jus dari daun kelor segar

Isi dari sebuah e-mail dari sahabat saya Marcus...dari Australia.yang telah di edit dan saya ambil beberapa hal yg penting2 saja...Jus dari daun kelor segar dapat digunakan untuk menghasilkan hormon tanaman yang sangat efektif pertumbuhan organik dan bio-dinamis dynamizer tanaman. Ini akan, meningkatkan hasil 25-30% oleh tanaman seperti bawang, paprika, kedelai, jagung, sorgum, kopi, teh, cabe, melon ...etcJus daun kelor Ini memiliki efek bahkan lebih luar biasa terhadap pertumbuhan tanaman yang ditanam di rumah kaca atau kondisi cahaya buatan, yang menampilkan hasil panen meningkat dari 30% sampai 150%,...pada pertanian di negara saya....Sistem kekebalan tubuh meningkatkan efek kelor telah banyak digunakan disini, biasanya menggunakan bahan kering, dan tampaknya menjadi lebih jelas dengan jus daun kelor segar...Untuk kegiatan hormon pertumbuhan, salah satu zat aktif dalam jus daun kelor segar zeatin alami, suatu hormon tanaman dari kelompok cytokinine, dalam bio-dinamis sangat kuat enzim, vitamin dan mineral yang terkandung dalam jus daun kelor. dan itu saya tau di negara Pribumi (Indonesia) sangat berlimpah.... Marcus melaporkan bahwa Jus daun kelor sebagai hormon pertumbuhan tanaman, daun semprotan ini harus digunakan sebagai semprotan lewat daun (dan bukan sebagai pengganti pupuk lainnya), .....ini saya lampirkan cara kamu membuatnya...Untuk membuat dasar Jus daun kelor segar semprot :
1. Buatlah ekstrak dengan menggiling muda daun kelor ( tunas tidak lebih dari 40 hari tua) bersama dengan sedikit air (sekitar satu liter per 10 kg bahan segar).
  2. Saring agar bagian ampas padat keluar dari solusi ( mungkin maksudnya saring agar apasnya tidak ikut terbawa ). Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan solusi dalam kain dan memeras cairan. Hal yang solid, yang akan mengandung protein 12-14%, dapat digunakan sebagai pakan makanan atau hewan.

3.Encerkan ekstrak dengan air pada rasio 1:32 dan semprot langsung ke tanaman (jika ekstrak tidak akan digunakan dalam waktu lima jam, yang terbaik adalah disimpan dalam freezer sampai dibutuhkan). Terapkan sekitar 25 ml per tanaman.
Semprot daun harus diterapkan 10 hari setelah tunas pertama muncul dari tanah, selanjutnya sekitar 30 hari sebelum tanaman mulai berbunga, semprot lagi ketika muncul bunga dan selama fase pematangan.

4. Untuk aplikasi komersial, semprot dapat distabilkan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Namun, penting TIDAK untuk memberikan solusi di atas suhu tinggi..bisa dilakukan saat cuaca rendah...Percayalah ini sangat banyak keuntungan...! OK..... I'll see you again....Marcus...
Maaf kalau terjemaahan ini kurang pas semoga bisa dipahami...dan bermanfaat....

By Paktani Hydrofarm

Resep Menanam Cabe

Resep Ala Paktani Hydrofarm untuk tanaman cabe Anda...!!

Sebelum Anda menanam cabe siapkan terlebih dahulu resep dibawah ini dan buatlah sesuai kebutuhan...untuk menjaga masalah hama Thrip, Mite, infeksi jamur, Infeksi virus (seperti mosaik)  atau hama lain....

Bahan dasar :
50gr lada hitam (bubuk atau digiling )
50gr cabai bubuk (kering)
50gr jus tomat + daun tomat segar
50gr tembakau ( limbah rokok baik juga )
50 gr bawang putih
50gr bawang merah
50gr nimba (bunga+ daun digiling kasar,)
50gr molase atau gula merah
EM..Sebaiknya digunakan: kuantitas yang memadai EM (mikroorganisme efektif)

Gunakan mixer atau blander, dll untuk cincang dan mengaduk semua bahan.
lalu masukkan ke dalam jerigen  dan tambahkan 4-5 liter air + solusi EM dan tambahkan kedalam campuran. Biarkan fermentasi anerobically (aerobik selama  2-3 minggu). Dalam kasus darurat Anda dapat menggunakannya setelah 2 minggu, tetapi lebih baik adalah biarkan fermentasi lebih lama, katakanlah 2-3 bulan.

Cara pengunaan melalui semprotan.
Gunakan 50-80 cc (mililiter) dari ramuan kedalam 4,5 liter air untuk penyemprotan.
50 cc untuk penggunaan lebih sering, setiap 2-3 hari, dan 80 cc untuk perawatan mingguan tanaman.

Penting: menggunakan alat penutup hidung dan mata saat penyemprotan.....

Semoga bermanfaat...

By Paktani Hydrofarm

Wood Vinegar

Rekan2...IMO kita tinggal sebentar..tumbuhkan dlm pikiran kita bahwa IMO sedang berproses..kita pindah melakukan kegiatan penyulingan utk mendapatkan Wood Vinegar (sy lbh senang memakai istilah minyak sulingan) Minyak Sulingan selanjutnya akan ditulis MS.

MS itu didapat dr menyuling kayu. Kayu apa saja itu menggandung minyak. Cara satu-satunya adalah dgn menyuling hingga kita mendapatkan hasilnya yg sangat murni dan betul2 organik 99 persen. Biasanya jika disuling 2-3 kubik kayu, hasil tertinggi yg pernah sy capai adalah mendapatkan MS sebanyak 150 liter. Kayunya bisa kayu basah artinya kayu yg baru ditebang atau kayu kering, kayu yg sdh lama di tebang. Kita bisa gunakan kayu kopi, sirsak atau apa saja termasuk ranting-ranting kayu bisa kita gunakan.

Kegunaan Untuk Peternakan :

1. Membuat kandang ternak kita harum dan sama sekali tidak bau.
2. Mengobati luka terbakar, terpotong ternak kita, atau luka yg diakibatkan tali yg diikat di ternak kita, bengkak2 akibat gigitan serangga dan yang lainnya. Dampaknya sangat kontak..sehingga hasil pengobatannya cepat tuntas.
3. Aplikasinya disemprotkan diseluruh kandang dan itu dilakukan ketika sedang memproses pembuatan kandang ternak organik.

Kegunaan Untuk Pertanian:

Disamping sebagai pestisida alami MS juga meningkatkan dan mengembalikan kultur dan struktur tanah kita yg tandus. Semprotkan WS diatas tanah yang belum dikerjakan secara merata lalu diolahlah tanah tersebut. Untuk tanaman..disemprotkan saja.

Kegunaan Untuk Perikanan :

Memancing microba yg adala dalam kolam untuk menjadi pakan ikan. Kami tidak pernah memberi makan ikan kami secara reguler cukup dg IMO, Ms dan Fermentasi (selanjutnya dijelaskan) sampai panen.

Kegunaan Untuk Manusia.

1. Obat gigi
2. Obat luka terbakar, tersayat pisau., jatuh dr sepeda motor, bengkak.
3. Darah Tinggi.
4. Stroke (dioleskan)
5. Rematik dan gatal2.
6. Pembersih kulit bagi wanita (dipakai sebelum mandi..kulit2 halus yg ada diwajah dan tubuh kita akan terkelupas diganti dg kulit baru)\7. Panas utk anak2
7. Bisa langsung di minum tapi sedikit.
8. Dan banyak lagi.........

Demikian penjelasan singkat tentang bahan kedua yg harus dipersiapkan utk proses kandang ternak organik....dijamin tidak bau,bebas polusi, ramah lingkungan, tidak menganggu masyarakat sekitar. Sehingga kasus2 penutupan ternak yg selama ini terjadi, tidak akan terjadi lagi. Pemerintahpun tidak usah repot lagi menerbitkan segala macam perda untuk mengatur peternakan rakyat, atau pelarangan utk memelihara ternak sekalipun dikota.

UREA ORGANIK

Menyiapkan Pasir Urea (Urea Organik)


Bahan-Bahan:
  1. Bak Semen Ukuran 1 x 0,5 x 0,3/0,4 mtr.
  2. Pasir Lokal warna putih
  3. Urine Sapi Lokal

Prosedur:
  1. Isi Bak Semen dengan Pasir sampai 3/4 bak
  2. Tuangkan 5-10 liter urine Sapi kepermukaan pasir di dalam bak
  3. Tutup menggunakan kayu/plat
  4. Ulangi proses 2 selama 20 hari

Setelah 25-30 hari Pasir akan berubah warna menjadi hitam. Bila sudah berubah warna menjadi hitam, keluarkan pasir urea dari dalam bak dan keringkan dengan cara di hamparkan dibawah naungan dan diangin2kan selama 3-4 hari.

Setelah itu, Pasir Urea sudah siap digunakan sebagai Urea organik.

By Thiam Hok

Senin, 27 Agustus 2012

Pembuatan Pupuk Organik Cair berkadar Nitrogen Tinggi

Sahabat tani, kondisi "sakit" atau penyakit diindap oleh petani di negeri kita (baca: petani kecil, gurem), karena keterbatasan pendidikan, akses informasi, permodalan, teknik ketrampilan, serta sikap mental negatif telah melahirkan penyakit kronis dan sangat akut berupa Sumber Daya Manusia berkualitas rendah.  Penyakit ini sangat berat dan tidak bisa secara kejap [instant] disembuhkan. Resep "empowering & improvement" (pemberdayaan & perbaikan) mutlak diberikan secara terprogram dan berkesinambungan sehingga mampu menghasilkan SDM yang handal dan mandiri, dengan sikap mental positif.-

Polemik mengenai pupuk kimia sintetis (baca : urea) yang sebentar lagi akan dicabut subsidinya dan saat ini di beberapa wilayah harga pupuk urea sudah mulai merangkak naik, sangat perlu untuk disikapi secara arif bagi para sahabat tani.  Dampak positif dan negatif  dari suatu kebijakan pasti akan muncul, namun jika dampak positif lebih banyak diterima oleh para petani, maka perlu kebijakan tersebut didukung sepenuhnya.

Nah, untuk persiapan pencabutan subsidi pupuk kimia sintetis, mari kita bagikan Teknik membuat Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi.  Bahan cukup mudah diperoleh, murah dan mujarab dalam hasil aplikasinya, karena bisa menghemat pemakaian pupuk kimia sintetis (urea) 35%. Yuk kita simak dan praktekan!

N (Nitrogen) dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar, umumnya menjadi faktor pembatas pada tanah-tanah yang tidak dipupuk.  N berperan dalam mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman mencakup tinggi tanaman, jumlah anakan, cabang, dan ranting. N juga membuat tanaman lebih hijau segar, karena banyak mengandung butir hijau daun. Unsur N juga merupakan bahan penyusun klorofil daun, protein, dan lemak, menambah kandungan protein tanaman.

Kekurangan unsur N berakibat daun tanaman menjadi hijau pucat kekuningan sampai menguning seluruhnya, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil. Sebaliknya kelebihan N akan merangsang pertumbuhan vegetatif, laju fotosintesis tinggi, penggunaan CH2O juga tinggi,  akibatnya menghambat kematangan tanaman, jaringan menjadi sukulen, tanaman rebah, mudah terserang penyakit.

Bentuk N yang diserap tanaman
1.    Bentuk NH3 (amoniak) diserap oleh daun dari udara atau dilepaskan dari daun ke udara, jumlahnya tergantung konsentrasi di udara.
2.    Sebagian besar N diambil akar dalam bentuk  anorganik yaitu NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat). Jumlahnya tergantung kondisi tanah, nitrat  lebih banyak terbentuk jika tanah hangat, lembab dan aerasi baik. Penyerapan NH4+ lebih banyak terjadi pada pH tanah netral, sedangkan NO3- pada pH rendah. Senyawa NO3- umumnya bergerak menuju akar karena aliran masa, senyawa NH4+ bersifat tidak mobil, gerakan disebabkan oleh difusi juga aliran masa.

Mari kita langsung mulai meracik!

Bahan-bahan:
1.    Air “bersih“ 1 liter
2.    Akar kacang tanah/kedelai sebanyak 9 kg
3.    Daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) lihat gambar sebanyak 9 kg
4.    Daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata)  lihat gambar sebanyak 9 kg
5.    Nanas matang/busuk sebanyak 1 buah
6.    Air kelapa sebanyak 13 liter
7.    Urine sapi/kerbau/kambing/kelinci/manusia sebanyak 99 liter
8.    Mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir sebanyak  300 gram
9.    Bioactivator/starter/Ragi kompos sebanyak 1 buah


daun bandotan 

daun marenggo/kapal terbang



Alat
Drum plastik kapasitas 200 liter dan penutupnya
Parang tajam untuk mencacah bahan
Kayu pengaduk

Cara Pembuatan
1.    Itikadkan di dalam hati sanubari kepada Sang Pencipta Alam Semesta bahwa niat kita adalah semata untuk memuliakan tanah/lahan bumi pertiwi [khidmat dalam hati] dan hembuskan nafas kita pada air “bersih” 1 liter.  Siramkan/cipratkan pada semua bahan-bahan yang sudah tersedia sampai air “bersih”  habis.
2.    Cacah akar kacang tanah/kedelai sampai kecil, demikian pula untuk daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides),  juga untuk daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata).  Lumatkan buah nanas matang/busuk.
3.    Encerkan bioactivator/starter/ragi kompos  dengan menggunakan air kelapa, dan masukan ke dalam drum plastik tambahkan mollase/gula jawa/gula aren/gula pasir sebanyak 300 gram, aduk agar homogen. Tuangkan nanas yang telah dilumat [aduk kembali],  masukkan akar kacang tanah/kedelai dan daun bandotan/wedusan (Ageratum conyzoides) dan terakhir daun marenggo/kapal terbang (Chromolaena odorata), tambahkan   urine sapi/kerbau/kambing/ kelinci/manusia sambil tetap diaduk-aduk sampai homogen.
4.    Tutup drum plastik tersebut dan biarkan selama 3 minggu, dengan catatan setiap 3 hari sekali dibuka dan diaduk-aduk sekitar 9 menit untuk kemudian tutup kembali demikian seterusnya sampai 3 minggu lamanya.
5.    Alhamdullilah, selesai sudah ramuan Pupuk Organik Cair berbasis Nitrogen Tinggi sebanyak ± 113 liter. Untuk aplikasi saring ramuan tersebut agar mendapatkan cairannya. Untuk ampasnya Jangan Dibuang karena bisa kita gunakan untuk membuat Pupuk Organik Pasta/Kocor pada tanaman sayuran!.

Aplikasi:
1.    Sebelum aplikasi selalu “itikad kan” doa berniat untuk memuliakan lahan/tanah/bumi pertiwi kepada Nya.
2.    Digunakan sebagai pupuk dasar pada saat pengolahan lahan/membajak/traktor dengan dosis 15 liter POC basis N tinggi dicampur air secukupnya dan disiramkan ke lahan secara merata.
3.    Sebagai pupuk susulan pada pertanaman padi, aplikasikan pada 7 HST [hari setelah tanam] dengan dosis 1 liter POC basis N Tinggi dalam 15 liter air [tangki sprayer]. Ulangi setiap 7-10 hari sekali sampai menjelang tanaman mau berbunga.

Catatan: Pengalaman penulis dalam membuat dan mempraktekan pembuatan pupuk organik cair beranalisis N tinggi, dapat memhemat penggunaan pupuk kimia sintetis [baca: urea]  kurang lebih sekitar 35%. Beberapa praktek lebih dari prosentase tersebut, namun sebetulnya lebih kepada sejarah lahan itu sendiri.

By Rezky Yanto

Bio Aktivator untuk pengawet Pakan Ternak dan Pembuat Kompos

Bahan yg diperlukan
5 kg cairan rumen sapi
2 liter molase
2 kg bekatul steril/dikukus
5 liter air matang dingin

Cara membuatnya
 1. Semua bahan dijadikan satu masukan kedalam gentong plastik diaduk sampai homogen.
2. Tutup rapat dgn tutup plastik
3. Pada hari ke5 buka aduk rata dan tutup kembali.
4. Hari ke 7-8buka aduk rata n tutup kembali.
5. Pada hari kesepuluh induk bakteri rumen sapi sudah jadi dan siap diaplikasikan untuk bioaktifator kompos serta pakan awetan.
Dapat juga di pakai untuk pupuk dasar maupun untuk reklamasi kolam atau tambak.

Salam pertanian selaras alam.

By Fitri Nurhayati dan Widodo Cahyono

Kamis, 16 Agustus 2012

TEKHNIK PEMBIAKKAN TRICHOGRAMATIDAE

( pengendali sundep,beluk dan belalang dan ulat )

Perbanyakan Agens Hayati Parasitoid Telur (Trichogramma sp.) Langkah-langkah perbanyakan :
1. Eksplorasi Eksplorasi adalah kegiatan pengambilan populasi awal di alam, baik bagi inang asli yaitu parasitoid telur Trichogrammatidae maupun inang pengganti yaitu Corcyra cephalonica.
Adapun teknik eksplorasi adalah sebagai berikut :
a) Eksplorasi Corcyra cephalonica Alat: tabung reaksi kecil, tabung silinder, nampan, dan kuas. Teknik eksplorasi:
• Apabila kita menyimpan bahan makanan seperti beras, jagung, dan kacang-kacangan dalam waktu yang lama, maka kita akan menemukan gumpalan-gumpalan kecil yang diduga berisi larva Corcyra sp.
• Kumpulkan gumpalan tersebut pada stoples plastik berventilasi kasa.
• Setelah ± 20-30 hari akan muncul imago, kita identifikasi. Apabila dari hasil identifikasi adalah Corcyra sp. maka imago tersebut kita ambil dengan alat kemudian dimasukkan ke dalam tabung silinder. Satu hari kemudian imago telah menghasilkan telur yang diletakkan diatas permukaan kasa silinder.
• Telur dibersihkan dengan kuas dan siap digunakan untuk perbanyakan b) Eksplorasi Trichogrammatidae. Alat: Tabung reaksi, kain penutup, dan karet gelang. 25Teknik eksplorasi:
• Kumpulkan telur penggerek batang padi yang biasanya diletakkan pada ujung daun bagian bawah, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi dan tutup dengan kain penutup.
• Amati dan apabila ditemukan serangga parasitoid trichogrammatidae, masukkan ke dalamnya, pias yang telah berisi telur Corcyra sp.
• Setelah 3-5 hari kemudian, apabila pias yang berisi telur Corcyra sp berubah warna menjadi hitam, pindahkan pias tersebut ke dalam tabung reaksi yang baru, dan dalam hal ini kita telah berhasil mendapatkan starter Trichogrammatidae yang akan kita gunakan untuk perbanyakan.
2. Identifikasi Identifikasi merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pemanfaatan agens hayati. Identifikasi parasitoid dilakukan dengan menggunakan beberapa karakter morfologis (antena, sayap depan, dan lain-lain). Corcyra cephalonica (Lepidoptera, Pyralidae) Ciri: disebut juga ngengat beras (rice moth), banyak ditemukan pada bahan makanan seperti padi, beras, jagung, kacang tanah.berkembang pada kelembaban rendah (< 20 % RH). Serangga dewasa berwarna coklat dengan panjang 12-15 mm.Imago betina dicirikan dari labial yang panjang dan menjorok ke depan, imago jantan labialnya pendek.
3. Perbanyakan Adapun teknik perbanyakan parasitoid telur Trichogrammatidae adalah sebagai berikut:
• Media tepung jagung dan dedak di oven hingga mencapai suhu 150°C, hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan hama gudang lain. 26
• Media dicampur dengan perbandingan 2:1, selanjutnya media ditaburkan secara merata ke dalam kotak pembiakan (garis tengah 22 cm, tinggi 12 cm) dengan ketinggian 3 cm dan telur Corcyra sp. ±0,06 gr ditaburkan pada permukaan media.
• 40-50 hari kemudian imago Corcyra sp. akan muncul. Imago dipindahkan ke dalam tabung silinder berdiameter 15cm, tinggi 20 cm dengan bagian atas dan bawah terbuat dari kawat kasa.
• Satu hari setelah pengambilan, imago Corcyra sp. akan meletakkan telurnya pada kawat kasa. Pengumpulan telur tersebut dilakukan dengan menggunakan kuas dengan cara menyikat dan kemudian dibersihkan.
• Telur yang bersih disinar dengan lampu Ultra Violet selama 20 menit agar embrio tidak tumbuh dan berkembang
• Telur tersebut direkatkan dengan gum arab cair pada kertas 2x8 cm pada bagian 2x2 cm
• Telur tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke dalam tabung reaksi yang telah berisi imago parasitoid Trichogrammatidae
• Telur yang terparasit pada hari keempat setelah investasi akan berwarna dan telur siap untuk diaplikasikan. Pias telur Corcyra yang terparasit Trichogramma sp hasil perbanyakan Parasitoid Trichogramma sp.

2) Perbanyakan Agens Hayati (Patogen Serangga Hama dan Agens Antagonis)
Langkah-langkah perbanyakan :
Beras Jagung (1 kg) dicuci bersih
Dikukus didandang selama 40 menit
Diangkat kemudian + air mendidih + 70 gr gula + 7,5 cc cuka/kg jagung. Diaduk hingga rata
Dikukus kembali selama 15 menit Angkat dan dinginkan
Masukkan kedalam kantong plastik sebanyak 250 gr
Sterilisasi dengan autoclave suhu 121º C tekanan 1 ATM selama 20 menit atau dengan dandang selama 3 hari, dengan lama pengukuran masing-masing 1 jam/hari atau dikukus
Dinginkan dan siap dipergunakan.

Teknik Aplikasi Agens Hayati
1) Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi
Pelepasan parasitoid telur Trichogrammatidae pada umumnya dilakukan dengan sistem pelepasan satu sumber, yaitu melepas parasitoid pada tempat-tempat tertentu dengan harapan parasitoid akan bergerak sendiri mencari inangnya. Adapun teknik aplikasi adalah sebagai berikut :
• Pias yang sudah berisi telur Trichogramma sp. diselipkan pada ajir yang telah dibelah dan dilindungi dengan gelas plastik
• Tancapkan secara merata sedikit diatas permukaan tanaman, dan untuk menghindari gangguan binatang lain diolesi vaselin
• Jarak antar pias ± 25-30 meter (sesuai dengan kondisi lahan)
• Dosis pelepasan ± 100 pias/ha (untuk tanaman padi). Pelepasan dilaksanakan 8 kali. Pelepasan I : 18 pias, Pelepasan II s/d VIII masingmasing 12 pias
• Waktu aplikasi, waktu aplikasi parasitoid harus memperhitungkan ketersediaan inang di pertanaman, yaitu jika di pertanaman telah ditemukan telur serangga hama sasaran. Pada tanaman padi dan jagung pelepasan diawali pada awal tanam, sedangkan pada tanaman kedelai pelepasan dilaksanakan pada saat pembungaan. 2) Patogen Serangga Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai). Adapun cara aplikasinya adalah:
• 200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring
• tambahkan 100gr gula pasir
• tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih.
• Kebutuhan untuk 1 ha adalah kurang lebih 6.000 gram (30 bungkus @ 200 gram)
• Aplikasi dilakukan pada sore hari (jam 15.30 WIB-selesai).
• Adapun cara aplikasinya adalah: 200gr inokulum padat dilarutkan dalam 1 liter air bersih dan diremas-remas hingga tercampur rata dan saring dengan penyaring tambahkan 100gr gula pasir tambahkan air sebanyak 19 liter, aduk sampai rata dan masukkan ke dalam tangki semprot yang telah dicuci bersih.

REAKSI JERAMI PADI PADA TANAH SAWAH

Pembenaman jerami kedalam tanah dapat mempercepat dan mengintesnsifkan kondisi reduktif tanah,menaikan PH dan daya hantar listrik tanah masam. Dengan berubahnya kimia listrik tanah terjadi kenaikan konsentrasi Fe,Mn, NH4 dan K,asam-asam organik,zat-zat tereduksi dan co2 dalam larutan tanah. Untuk menghindari pengaruh buruk perendaman jerami pada tanah berpasir di perlukan waktu kurang lebih 1 bulan sebelum bibit tanaman padi di tanam.Namun pemberian jerami padi beserta pupuk hijau lainnya pada tanah masam akan mempercepat proses reduksi dan menaikkan PH tanah,sehingga konsentrasi Fe menurun dan mengurangi keracunan fe pada tanaman padi diatasnya.puncak konsentrasi Fe,MN dan CO2 larut air terjadi bila pembenaman kurang dari 3 minggu.
Jerami padi yang di benamkan ketanah sawah pada awalnya akan mengimobilisasi N tersedia di tanah,kondisi ini sering menyebabkan tanaman muda tampak kekuning-kuningan dan ini bersifat sementara dan pengaruh pada tanah sawah lebih kecil di banding di tanah kering.
Untk menghindari pengaruh negatif pembenaman jerami padi di tanah maka sebaiknya :
1. Takaran pupuk N perlu di tambah dari biasanya.
2. Jerami hanya di berikan sekitar 1.5 ton / ha.
3. Kapur dolomit di berikan sebelum pengolahan tanah.
4. Bibit di tanam pada umur 15 hari setelah pembenaman jerami.
Penammbahan jerami padi dapat dapat mengaktifkan fiksasi N baik pada tanah basah maupun tergenang.dan bila di tambah dengan urea pembenaman jerami di tanah tergenang akan meningkatkan bakteri aerobik penambat N dari udara.
dekomposisi jerami dalam tanah secara anaerobik menghasilkan asam-asam lemak dan fenol yg mudah menguap.temperatur yang rendah dan tanah masam sangat cocok untok produksi dan terkonsentrasinya asam-asam lemah.Pada temperatur di atas 30 'c asam-asam tersebut dapat lenyap setelah 2-3 minggu setelah pembenaman.

by, budiyono jayus

MEMPERCEPAT PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MURAH MERIAH

Cara untuk mengumpulkan organisme mikro yang murah meriah untuk mempercepat pembuatan kompos :

1. Masak beras putih sedikit keras (air sedikit dikurangi.
2. Setelah nasi tersedia, letakkan dalam wadah kayu atau plastik dengan ketebalan tidak lebih dari 7 cm. Bila terlalu tebal, organisme mikro akan kekurangan oksigen.
3. Tutupi nasi tersebut dengan kertas (jangan menggunakan kain karena dapat menyerap air).
3. Kuburkan nasi tersebut di bawah pohon bambu dan tutupi dengan plastik agar tidak kehujanan dan tutupi juga dengan kawat kasa agar tidak dimakan tikus.
4. Biarkan selama 3 hari

Cara penggunaan.
1. Campurkan nasi tersebut dengan gula coklat denga perbandingan 1 : 1. Peras campuran tersebut hingga ada cairan lengket yang keluar. Cairan inilah yang digunakan.
2. Simpan dalam wadah dan letakkan dalam tempat sejuk dan terlindung dari sinar matahari selama 3 hari.
4. Campurlah cairan ini dengan air dengan perbandingan 1 : 1000 (satu banding seribu) 5.Campurlah air tersebut dengan dedak padi sehingga mempunyai kelembaban 50% (bila dedak sudah dapat dikepal dan membentuk bola berarti kelembaban sudah cukup).
6. Tutupi campuran dedak ini dengan jerami padi setebal 1 cm.
7. Biarkan selama 7 s/d 10 hari. Setelah itu bisa digunakan untuk mempercepat pembuatan kompos dan pelapukan sisa tanaman Cara penggunaan: Sebarkan dan campurkan bahan tersebut apda bahan kompos yang akan dibuat.

(by, Budiyini jayus)

MENGOBATI PENYAKIT KUDIS PADA TERNAK KAMBING

Pengobatan penyakit kudis pada kambing cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan menggunakan:
1). Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit;
2). Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada bagian kulit yang sakit dan 3). Kamper/kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Pencegahan: - Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang sehat; - Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis; - Mandikan ternak dua minggu sekali; - Bersihkan kandang seminggu sekali.

(by: Budiyono jayus)

RAGAM mOL

 MOL DAN CARA MUDAH MEMBUATNYA

Manfaatkan sampah di sekitar Anda untuk menyuburkan tanaman buah di halaman. Caranya ? Silakan simak tips berikut.
MOL atau mikro organisme lokal adalah kumpulan mikro organisme yang bisa “diternakkan”. Fungsinya sebagai starter dalam pembuatan kompos organik.
“Kompos terbuat dari campuran dedaunan segar berwarna

MEMBUAT SILASE ATASI KELANGKAAN PAKAN PADA MUSIM KEMARAU

Salah satu teknologi pengawetan pakan hijauan untuk ternak adalah teknik silase,teknologi ini dapat membantu peternak dalam menyediakan pakan ternak yg berkwalitas. Dengan teknologi ini kelanggkaan dan kekurangan pakan pada musim kemarau dapat di hindari.
bahan atau subtrat untuk di buat silase bisa dari rumput jerami,kolonjono,rumput lapang,daun dan pelepah sawit dll.

Proses pembuatan silase dilakukan dengan mencacah bahan menjadi partikel yang halus. Cacahan diberi salah satu bahan seperti : tepung kanji,  tepung jagung, onggok atau molases sebanyak 3-5% dari berat bahan.  Dasar pemilihan bahan adalah murah dan mudah didapat.
Selain bahan tersebut diatas, tambahkan juga urea 3 - 6%, kemudian semua bahan dimasukkan kedalam drum, padatkan dan tutup rapat untuk mempertahankan kondisi tanpa udara (anerob) selama 2-3 minggu baru bisa digunakan. Pada saat silase dibuka, kering anginkan terlebih dulu baru diberikan kepada ternak. Silase dapat disimpan dalam waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun tanpa mengalami penurunan nilai.

Untuk ternak yang belum terbiasa pada awalnya mungkin akan kesulitan atau tak mau makan,tapi ini bisa di siasati dengan memberikan sedikit demi sedikit hingga ternak terbiasa dengan pakan silase.
kelebihan pakan ini dapat di simpan bertahun tahun,nilai gizi lebih baik dari pakan hijauan tanpa perlakuan,petambahan bobot badan harian lebih baik atau meningkat.

(By : Budiyono Jayus)

PENYAKIT CABAI DI AWAL MUSIM PENGHUJAN

  1. Bercak Daun (Cercospora capsici)
Bercak-bercak bulat kecil pada daun merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna bagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas mencapai sekitar 0,5 cm. Bercak tampak berwarna pucat sampai putih, dan tepinya berwarna lebih tua. Selain menyerang daun juga menyerang pada batang dan tangkai daun Kendalikan penyakit ini dengan menjaga kebersihan kebun dan menyemprotkan fungisida

  1. Bercak Bakteri (Xanthomonas campestris pv. vesicatoria)
Patogen ini menyerang daun, buah, dan batang. Di tempat terserang tampak bintik-bintik berwarna cokelat di tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejala sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Pada buah, gejala serangan ditandai adanya bercak cokelat. Penanggulangannya dengan merendam benih menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomisin sulfat dan oksitetrasiklin. Daun, ranting dan buah yang berserakan di atas bedengan agar dibersihkan dan dimusnahkan. Rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili cabai sangat dianjurkan. Tekan serangan bercak bakteri ini dengan fungisida berbahan aktif tembaga

  1. Bercak Alternaria (Alternaria solani Ell & Marf)
Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran-lingkaran konsentris, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan kebun dan melakukan penyemprotan dengan fungisida
  1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f. sp. capsici)
Layu Fusarium biasanya mengganas pada tanah pH rendah (masam). Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan bersifat tular tanah. Serangan ditandai dengan menguningnya tajuk cabai dan tulang daun sebelah atas memucat serta tangkainya menunduk. Di pangkal batang, dckat akar, kalau ditoreh, tampaklah cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh. Kendalikan sebelum penanaman dengan cara pemberian kapur hingga pH tanah sesuai. Hindari genangan air di lahan, rendam benih dalam larutan Benlate atau Derosal selama 10 menit. Tanaman yang terserang dicabut, dimasukkan dalam wadah jangan sampai terjadi ceceran tanah dari lokasi tanaman sakit. Lubang bekas tanaman ditaburi kapur lalu ditutup kembali. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan famili Solanaceae. Kucuri tanah di sekitar tanaman yang diduga terkena cendawan dengan fungisida

  1. Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)
Serangan pertama kali biasanya pada tanaman umur 6 minggu. Daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Kalau batang/cabang/pangkal batang dibelah, terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Bila dicelup dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyelup bibit ke air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah di sekitar kebun diperbaiki agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor dengan bakterisida di sekitar batang tanaman yang terserang layu bakteri.

  1. Layu Cendawan Sclerotium rolfii Sacc.
Serangan cendawan ini menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba, daun berwarna kuning kemudian menjadi cokelat. Patogen penyakit menyerang leher akar yang ditandai dengan adanya miselium berwarna putih. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pengapuran saat pengolahan tanah, pergiliran tanaman.

  1. Antraknosa/Patek (Colletotrichun capsici dan Gloesporium piperatum)
Penyakit ini adalah penyakit yang sangat menakutkan bagi pekebun. Serangan cendawan ini tidak terbatas pada saat buah masih tergantung, tetapi juga tetap mengancam setelah usai panen. Serangan dimulai dari munculnya bercak kuning yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Buah menjadi lunak dan membusuk. Buah mengering dan keriput. Penyakit ini juga menyerang buah yang masih hijau dan menyebabkan mati ujung. Pada kondisi lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu.
Pengendalian dengan cara benih yang akan disemai direndam dulu dengan air hangat yang dicampur fungisida berbahan aktif tofanat, sitrogenol  atau benomil selama 4 jam. Atur jarak tanam untuk musim kemarau lebih rapat (50 cm x 70 cm), musim penghujan lebih lebar   (60 cm x 90 cm). Semua cabai yang terserang dipanen setiap hari kemudian dimusnahkan. Tindakan : akhir Penanggulangan Antraknosa menggunakan fungisida.

  1. Embun Tepung/Powdery Mildew (Leveillula taurica)
Pada kebun cabai dengan penanaman di dataran tinggi yaitu 700 m dpi ke atas, sering kena serangan penyakit ini. Permukaan atas daun tampak bercak nekrotis berwarna kekuningan. Jika daun dibalik, tampaklah tepung berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua ke muda. Tanggulangi dengan menyemprot fungisida berbahan aktif karbendazim yg di mix dg sitrogenol. Embun tepung yang disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Seal dapat dikendalikan dengan fungisida sistemik-kontak

  1. Busuk Daun/Lodoh/Hawar Daun (Phytophthora capsici)
la menyerang batang, daun, dan buah. Ciri keberadaannya ialah adanya bercak -bercak kecil ditepi dan tidak beraturan kemudian menyebar ke seluruh daun. Menyerang buah dengan tanda awal adanya bercak kebasahan dan akhirnya meluas menyebabkan buah terlepas dari kelopaknya karena membusuk. Tanggulangi dengan fungisida sistemi-kontak-kontak.

(By Budiyono Jayus)

MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

1.  Bulai
 Gejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah  pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai  pada umur  masih muda biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.
Penyebab Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan  Peronosclerospora  philippinensis  yang luas sebarannya, sedangkan  Peronosclerospora sorghii  hanya ditemukan di dataran tinggi Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang tanaman jagung terutama pada masa vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat berumur 20-40 hst.

PENGENDALIAN : seed treatment pada benih dg fungisida sebelum di tanam , penyemprotan rutin seminggu sekali dg fungisida sejak tanaman tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.

2. Bercak daun  
Gejala  Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya yaitu ras O, bercak berwarna coklat kemerahan' Ras T bercak berukuran lebih besar , berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih virulen dibanding ras O dan pada bibit jagung  yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3_4 minggu setelah tanam.  Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak  dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol). Permukaan biji  yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar. Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung. Penyebab penyakit bercak daun adalah :  Bipolaris  maydis Syn.  Pada B. maydis ada dua ras yaitu ras O dan ras T
Cara pengendalian :
Menanam varietas tahan
Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun        
Penggunaan fungisida

3. Hawar daun  Gejala : Pada awal infeksi  gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang  berbentuk  ellips dan berkembang menjadi  nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman  pada  daun  atau  pada sisa sisa tanaman di lapang.   Penyebab penyakit hawar daun adalah :  Helminthosporium turcicum
Cara pengendalian -
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun
- Penggunaan fungisida

4. Karat  
Gejala   Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat  pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval  dan berperan  penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.     Penyebab penyakit karat adalah  Puccinia polysora
Cara pengendalian :
 - Menanam varietas tahan
 - Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma  
 - Penggunaan fungisida

5. Busuk pelepah
Gejala  Gejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula  berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.  Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan  tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan  hidup sebagai miselium dan sklerotium  pada  biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama.  Penyebab penyakit busuk  pelepah adalah Rhizoctonia solani
Cara pengendalian :
- Menggunakan varietas/galur yang  tahan sampai  agak tahan terhadap penyakit hawar  pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
 - Lahan  mempunyai drainase yang baik.
- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- penggunaan fungisida.

6. Busuk Batang
 Gejala Tanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.
Penularan Cendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya . Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi  ke tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang. 
Cara pengendalian
- Pengendalian  penyakit  busuk  batang  jagung  dapat  dilakukan dengan  menanam varietas tahan, - Pergiliran  tanaman,
- pemupukan berimbang,
- menghindari pemberian N tinggi dan K rendah,  dan  drainase yang baik.
Pengendalian  penyakit  busuk  batang  (Fusarium)  secara hayati  dapat  dilakukan  dengan cendawan antagonis Trichoderma sp

(By Budiyono Jayus )