BOGOR. Buah maja atau lebih dikenal dengan sebutan brenuk merupakan
tanaman perdu, dengan buah sebesar bola volley, berwarna hijau, dengan
kulit (tempurung) sangat keras. Daging buah ini memang tidak enak
dimakan, dan hanya digunakan sebagai bahan herbal. Yang dimanfaatkan
justru tempurungnya, yang berukuran dua kali tempurung kelapa, dengan
tingkat kekerasan dan kekuatan yang juga tinggi. Tempurung buah maja
digunakan untuk bahan perkakas rumah tangga. Mulai dari gayung air,
takaran beras, serta tempat menyimpan aneka biji-bijian.
Buah yang konon katanya menjadi asal muasal nama kerajaan Majapahit
(kerajaan terbesar di Indonesia) ini dikenal tidak memberikan manfaat
bagi pertanian. Namun hal ini tidak berlaku bagi Pusdiklat Nasional
Serikat Petani Indonesia (SPI).
Susan Lusiana, Direktur Pusdiklat Nasional SPI menyampaikan
bahwa unsur pahit yang ada di dalam tumbuhan tertentu bisa dijadikan
sebagai pengusir serangga.
“Daging buah maja yang pahit yang mendorong kami melakukan percobaan
ini. Bagian buah pada tanaman biasanya memiliki unsur P yang cukup
tinggi, sehingga bisa kita manfaatkan sebagai pupuk buah yang berfungsi
untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang kita budidayakan,” ungkap
Susan di Pusdiklat Nasional SPI di Cijujung, Bogor (20/03).
Susan menjelaskan bahwa pembuatan pupuk buah cair dari buah dengan nama latin Aegle marmelos ini tidaklah
terlalu sulit. Buah maja yang tidak terlalu tua (jangan sampai terlalu
tua karena kulitnya akan sangat keras sekali) dihancurkan dan diambil
dagingnya, lalu dihancurkan. Daging buah yang sudah hancur dimasukan ke
dalam drum yang sudah terisi dengan campuran air dan urine ternak yang
ada di sekitar kita (Pusdiklat Nasional SPI menggunakan urine sapi).
Setelah dicampur, diaduk lalu ditutup dan diamkan selama seminggu,
setelah seminggu, buka kembali drum dan lakukan pengadukan lagi, setelah
itu tunggu selama seminggu lagi baru kemudian larutan tersebut bisa
diaplikasikan.
“Untuk pengaplikasian bisa kita lihat dari tingkat keenceran, jika
larutan cukup pekat maka untuk pengaplikasian bisa diencerkan dengan
perbandingan 1: 3 atau 1:5, jika larutan encer, bisa langsung
diaplikasikan ke tanaman, khususnya untuk tanaman yang menghasilkan
buah. Pengaplikasian akan lebih efektif pada saat tanaman berbunga,”
jelasnya.
Hasil percobaan di Pusdiklat menunjukkan bahwa penggunaan buah maja sebagai pupuk cair dan pestisida nabati ini cukup efektif.
Pengaplikasian pada tanaman kacang panjang yang penanaman tanpa pupuk
sama sekali menunjukkan bahwa produksinya tidak kalah dengan produksi
kacang panjang yang menggunakan pupuk kimia. Selain itu, kacang panjang
yang dihasilkan tidak terkena hama dan memiliki buah yang panjang dan
berdiameter leih besar. Untuk frekuensi panen, tanaman kacang panjang
yang diberi larutan pupuk buah maja ini juga bisa mencapai 3-4 kali
lebih banyak dibandingkan tanaman kacang panjang yang ditanam secara
konvensional.
Oleh: Hadiedi Prasaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar