Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang.
Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu
kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang
akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk,
pengenceran dilakukan hingga
seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter
pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa
disemprotkan pada tanaman yang baru bertunas. Sedangkan untuk
menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan saat perubahan
fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa disemprotkan langsung
pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya
dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3
hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan lagi
dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik
cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat
pupuk dari bahan baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan
jerami. Sedangkan pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan
bahan baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing,
kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan setiap jenis material
organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun
gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk
membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah
buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar