BOGOR. Selain rupa elok dan daging yang lezat, ternyata kelinci
memiliki kelebihan lain yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian
yakni sebagai pupuk dan pestisida hayati. Air kencing kelinci merupakan
cairan yang mampu memberikan suplai nitrogen yang cukup tinggi bagi
tanaman, hal ini disebabkan oleh tingginya kadar nitrogen yang terdapat
didalamnya.
Jika dibandingkan dengan hewan pemakan rumput lainnya, air kencing
kelinci memiliki kadar Nitorgen yang tinggi karena kebiasaannya yang
tidak pernah minum air dan hanya mengkonsumsi hijauan saja.
Susan Lusiana, koordinator Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
Pertanian Berkelanjutan Serikat Petani Indonesia (SPI) mengungkapkan
bahwa hasil penelitian Badan Penelitian Ternak (Balitnak) pada tahun
2005 menjelaskan kalau kotoran dan urine kelinci memiliki kandungan
unsur N, P, K yang lebih tinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5%) dibandingkan
dengan kotoran dan urine ternak lainnya seperti kuda, kerbau, sapi,
domba, babi dan ayam.
“Jadi, jika air kelinci ini dipadukan dengan kotoran kelinci dan
dijadikan pupuk maka pupuk ini akan memiliki kandungan kandungan 2,20%
Nitrogen, 87% Fosfor , 2,30% Potassium, 36 Sulfur%, 1,26% Kalsium, 40%
Magnesium,” jelas Susan.
Susan juga menyampaikan bahwa tingginya manfaat dari kelinci ini
mendorong Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI untuk mengembangkan
usaha peternakan kelinci.
Saat ini Pusdiklat SPI sedang membudidayakan 10 kelinci hias yang
kotoran dan air kencingnya diolah dan digunakan untuk pestisida dan
pupuk hayati.
“Dari 10 ekor kelinci tersebut, rata-rata air kencing yang dihasilkan
sekitar 2 liter perhari. Air kencing ini bisa diaplikasikan langsung ke
tanaman ataupun dicampur dengan kotorannya untuk dibuat pupuk cair
kelinci. Kotoran kelinci juga bisa diolah terpisah dan digunakan sebagai
bahan pembuatan kompos yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya, ”
Jelas Susan.
Susan mengungkapkan bahwa mengumpulkan air kencing dan kotoran
kelinci tidaklah sulit. Cukup dengan meletakkan wadah di bawah kandang,
tetes demi tetes air kencing kelinci dikumpulkan. Cara pembuatannya
cukup mudah dan sederhana. Air kencing kelinci yang sudah dikumpulkan
lalu dipindahkan ke dalam jerigen.
Sebelum
digunakan, terlebih dahulu air kencing kelinci dicampur air. Takaran
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk 10 liter air diperlukan
0.5 liter air kencing kelinci. Selanjutnya proses penyemprotan dilakukan
mulai dari satu tanaman ke tanaman lain dengan merata.. Sebaiknya,
setelah disemprot tidak terkena hujan agar pupuk langsung diserap
tanaman.
Air kencing kelinci terbukti telah meningkatkan kualitas tanaman daun
yang ditanam di pudiklat SPI. Pada bayam contohnya, daun bayam yang
disiram oleh air kencing kelinci terlihat lebih hijau dibandingkan
dengan bayam yang tidak diberi air kencing kelinci.Untuk peningkatan
produktivitas, saat ini pusdiklat tengah melakukan penelitiannya.
Saat ini pusdiklat SPI masih menggunakan air ken- cing kelinci untuk
kepentingan sendiri dan dijual terbatas untuk anggota. Harga air kencing
kelinci di pasaran berkisar antara Rp 10.000- Rp15.000 per 250 ml.
“Harganya yang masih cukup tinggi ini menjadi potensi bisnis yang
cukup besar dan bisa dijadikan usaha ntuk pemberdayaan petani anggota
SPI tentunya dengan menggunakan mekanisme koperasi,” tambah Susan.
Oleh: Hadiedi Prasaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar