Beberapa
hal yang dapat kita amati secara langsung tanpa mikroskop dari sperma
yang dikeluarkan sesaat setelah terjadinya ejakulasi. Pengamatan dapat
dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap warna, bau, ada ada
tidaknya gel dalam cairan sperma.
Warna
sperma yang normal adalah putih keruh (opaque). Warna yang lain
menunjukkan terdapatnya hal serius, contohnya warna kuning yang mengarah
pada adanya proses infeksi bakteri yang berlangsung di kelenjar prostat
(vesikula seminalis). Sedangkan warna merah atau coklat tua menunjukkan
adanya sel darah merah yang terdapat secara berlebihan di dalam sperma
dengan berbagai kemungkinan, seperti infeksi bakteri yang berlangsung di
kelenjar prostat (vesikula seminalis), petunjuk penyakit yang lebih
serius (kanker prostat). Namun semuanya itu membutuhkan ketelitian dan
evaluasi dari pemeriksaan seperti USG atau pemeriksaan penanda tumor
prostat.
Sperma
memiliki bau seperti daun akasia. Walaupun ini bersifat sangat
subyektif. Perubahan bau sperma menjadi berbau anyir atau amis harus
dicurigai. Bau amis atau anyir bisa saja mengarah adanya proses infeksi
di saluran reproduksi pria atau kelenjar reproduksi, seperti prostat dan
vesikula seminalis.
Komposisi
cairan sperma sebenarnya tidak semuanya terdiri dari sel sperma
(spermatozoa). 95 hingga 98% air yang berasal dari kelenjar prostat dan
vesikula seminalis, sedangkan sisanya adalah spermatozoa dalam bentuk
konsentrat yang terbungkus dalam gel-gel atau kristal. Keberadaan gel
tersebut bukan merupakan suatu kebetulan. Seminogelin merupakan zat yang
dikeluarkan oleh kelenjar vesikula seminalis, salah satu kelenjar
reproduksi pria yang berperan penting karena juga memproduksi fruktosa
sebagai bahan bakar dari gerakan spermatozoa. Gel-gel tersebut memiliki
cara untuk mengalami pencairan atau likuefaksi, karena kelenjar prostat
mengeluarkan enzim yang bertugas untuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar